Diantara pagi dan lagu

0 comments
Pagi itu diselimuti kabut tebal. Daun-daun di halaman rumah masih basah oleh hujan tadi malam. Hawa dingin masih menyelimuti badan. Tapi ku sadari mentari sudah mulai meninggi. Ku beranikan diri untuk membersihkan diri dan beranjak untuk pergi meninggalkan kota ku.

Dengan motor yang digerakkan secara otomatis ku lalui jalanan panjang antara kota Surabaya dan Malang. Headset dari Nokia N73 yang sudah tidak berfungsi pada bagian right menemani di telinga, dengan setia memperdengarkan lagu-lagu dari playlist yang sudah ku pilih lagu-lagu favourite. Sarung dengan merk yang biasa memproduksi alat-alat hiking ku pakai untuk melindungi telapak tangan dari panas matahari. Laju 90-100 km/jam tak terasa telah ku lampaui.

Alunan musik sangat mempengaruhi otak ku. Dengan lagu rindu setengah mati dari D'Masive ku mampu menangis tanpa kata di tengah gersangnya tanah di sekitar lumpur lapindo. Begitu juga dengan down with the sicknes nya Disturbed membawa gas di tangan menjadi tak terkendali melewati dinginnya kebun raya Purwodadi. Alangkah berungtungnya ku berkata saat otak dipenuhi dengan lirik dari trouble is a friend Lenka.

Salam ku ucap sesampai motor ku parkir di halaman kost yang sudah ku tempati selama 3 tahun lebih 5 bulan. Tidak ada seorang pun yang membalas, "Mungkin mereka masi tidur", pikir ku. "Kunci...kunci...kunci", perkataan ku yang keluar setelah di depan pintu dengan nada sedikit tinggi dan cepat. Oh God! begitu bodohnya...setelah ku lihat handphone ku dan kubaca pesan yang ada di dalamnya. "Dik, kuncimu ketinggalan di atas lemari", pesan dari Mbak Lia pada jam 09.15 dan sekarang adalah jam 10.15. "Fiuhhhh", desah ku saat ku duduk bersimpuh di depan pintu kamar kost ku. ^_^