Lelaki itu

Tak kurasakan rasa itu lagi. Rasa nyaman bersamanya. Rasa kasih sayang yang tumbuh tanpa balas. Pengorbanan yang bertubi-tubi. Rasa satu hati hanya untuk ku. Rasa kebesaran hati menuntun sang manja menjadi mengerti arti hidup. Ya Allah, mampukah hati ini hidup kembali?

Trauma? Mungkin iya atau mungkin juga tidak. Kurasakan kehangatan cinta pada tahun 2002. Yang berakhir dengan tragis di satu setengah tahun kemudian. Kasihku menduakan aku. Semenjak itu aku benci pada semua pria. Termasuk ayah ku.

Kenapa aku juga sangkut pautkan ayah ku dengan peristiwa ini? Tidak kawan, aku tidak akan menceritakan latar belakangnya. 

Kekasih ku berikutnya adalah orang yang pertama kali merasuki jiwa dan ragaku sampai ke arah tak tertentu. Arah yang tak ku kira-kira sebelumnya. Dan semakin lah kita merajuk di pangkuan dunia. Andaikan sifat dasarku " tidak jujur", maka kebahagian itu mungkin akan berakhir di pelaminan.

6 tahun berlalu bukan waktu yang singkat bagiku. Entah berapa pria yang singgah di hidup ku, tapi tak ada satu pun yang bisa menggantikannya... Dia yang dengan sabar mengerti ku dan dengan sifat tak setianya...

0 comments:

Post a Comment